Oleh: Wardatul Asfiyah, M.A.*)
Masa anak-anak merupakan masa dimana rasa penasaran anak menempati puncak tertinggi.
Segala yang bersifat baru bagi mereka akan mereka coba sampai mereka merasa bosan dan tidak penasaran lagi.
Terkadang kita sebagai orang tua itu lupa bahkah kurang memahami anak.
Baca Juga: Program Studi (Prodi) PIAUD Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bumi Silampari: “Yuk Ber-PIAUD
Pada usia mereka, anak-anak belum mengerti mana yang salah, benar, mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
Dan kita sebagai orang tua sering kali memarahi mereka atas apa yang sebenarnya mereka tidak tahu kalau itu salah atau tidak boleh dilakukan tanpa memberikan arahan yang tepat atas apa yang seharusnya boleh atau tidak boleh dilakukan.
Kita sebagai orang tua atau orang didekatnya juga seringkali melabeli mereka dengan sebutan “Nakal”.
Baca Juga: Ahmad Bakri Mantan Ketua KPU Musi Rawas dan Anggota KPU Sumsel dikabarkan Pindah Ke Pohon Beringin
Apa-apa yang mereka lakukan selalu mendapatkan respon yang negatif dari orang tua atau sekitarnya dan sering menyebut mereka dengan sebutan anak nakal.
Tanpa kita sadari sebutan tersebut sebenarnya dapat menyakiti anak kita.
Alasan mengapa kita dilarang untuk gampang marah dan menyebut anak dengan sebutan “nakal”:
Pertama, mereka akan menjadi tidak percaya diri, menurut teori Erikson rasa percaya dan ketidakpercayaan anak muncul sebelum anak berusia 2 tahun.
Apabila ibu atau orang terdekat anak yang awalnya memberikan rasa nyaman dan kedamaian kepada anak.
Artikel Terkait
Mengenal Hecksa Manora, Ketua Program studi PIAUD STAI Bumi Silampari Lubuklinggau
Prodi PIAUD Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bumi Silampari Lubuklinggau Berikan Beasiswa Guru PAUD
Lebih Dekat Dengan Dosen PIAUD STAI BS Mansyur Romadon Putra Ketua PC Himpaudi Lubuklinggau Utara II
Lebih Dekat Wardatul Asfiyah; Dosen Program Studi PIAUD Di STAI Bumi Silampari Lubuklinggau
Program Studi (Prodi) PIAUD Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bumi Silampari: “Yuk Ber-PIAUD"